minikutumedia.com – Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang sangat luas. Budayanya pun sangat beragam. Salah satu warisan budaya yang ada di Indonesia adalah alat musik tradisional. Tersebar di berbagai provinsi, di Indonesia ada banyak sekali alat musik tradisional dan memiliki ciri khas masing-masing. Ada apa aja alat musik nya?
Angklung – Jawa Barat
Alat musik ini berkembang dari masyarakat Sunda. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi.
Tehyan – Betawi
Tehyan adalah alat musik tradisional khas betawi yang biasa dimainkan oleh para keturunan Tionghoa dalam setiap acara kebudayaan Betawi seperti gambang kromong dan ondel-ondel. Oen Sin Yang atau Go Yong, kakek berumur 73 tahun ini konsisten untuk melestarikan permainan alat musik Tehyan menjadi salah satu alat musik dari Cina yang berkembang dan menjadi bagian dari masyarakat Cina Benteng yang tinggal di Kota Tangerang.
alat musik gesek yang terbuat dari Kayu Jati dengan Tabung resonansi yang terbuat dari batok kelapa, dan dilengkapi Senar. Alat musik tradisional etnis tionghoa ini menghasilkan nada-nada tinggi , biasanya dimainkan dengan alat-alat musik lainnya dalam musik orkes gambang.
Sasando – NTT
alat musik berdawai yang dimainkan dengan cara memetik dengan jari-jemari tangan. Sasando merupakan alat musik tradisional dari kebudayaan Rote. Alat musik Sasando bentuknya sederhana bagian utamanya berbentuk tabung panjang dari bambu, bagian tengah melingkar dari atas ke bawah diberi penyangga (Bahasa Rote: senda) dimana dawai-dawai atau senar yang direntangkan ditabung bambu dari atas ke bawah bertumpu. Penyangga ini memberikan nada yang berbeda-beda pada setiap petikan dawai, lalu tabung sasando diberi sebuah wadah yang terbuat dari anyaman daun lontar(haik). Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando. Bentuk sasando mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.
Kolintang – Minahasa, Sulawesi utara
Kolintang adalah alat musik tradisional dari Minahasa, Sulawesi Utara, yang berbentuk segiempat trapesium dengan bilah-bilah kayu berukuran berbeda. Setiap bilah kayu akan menghasilkan suara berbeda pula jika dipukul. Karena itu, kolintang termasuk alat musik idiofon karena mengeluarkan suara dari getarannya sendiri.
Rakyat Minahasa beranggapan bahwa nama kolintang berasal dari suaranya, yaitu tong (suara rendah), ting (suara tinggi), dan tang (suara umum). Tong ting tang beralih jadi kata kulintang agar mudah dilafalkan oleh penduduk Minahasa.
Tifa – Maluku dan papua
Tifa merupakan alat musik khas Indonesia bagian Timur, khususnya Maluku dan Papua. Alat musik ini bentuknya menyerupai kendang dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong dan Tifa Bas.
Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi tarian perang dan beberapa tarian daerah lainnya seperti tari Lenso dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik totobuang, tarian tradisional suku Asmat dan tari Gatsi.
Panting – Tapin, Kalimantan selatan
Panting merupakan alat musik tradisional yang sangat digemari oleh para penduduk Kalimantan Selatan karena suara yang dihasilkan tergolong unik. Bentuk alat musik ini seperti gitar namun ukuranya lebih kecil. Bagian badan panting terbuat dari kayu rawali, batang nangka kayu pulantan dan sebagainya. pada bagian bodinya yang memiliki rongga ditutup menggunakan kulit, bisa juga dengan papan triplek, selanjutnya diberi tali senar.
Genggong
Genggong adalah alat musik yang terbuat dari bambu, pelepah enau, kayu, atau logam, yang dimainkan dengan mendekatkannya ke rongga mulut, kemudian menarik-narik utas (tali) yang dihubungkan dengan lidah getar pada alat musik tersebut, atau memetik lidah getar berupa lamela logam, sedangkan mulut si pemakai berfungsi sebagai resonator. Genggong termasuk alat musik jenis idiofon yang dimainkan dengan cara dipetik (lamelofon). Berbagai variannya ada di berbagai penjuru dunia, seperti: Jew’sharp atau mouthharp (Barat), drumbla (Slowakia), khomus (Siberia), morchang (Rajasthan), karinding (Jawa Barat), dan kuriding (Kalimantan Selatan).
Serunai – Bengkulu
Serunai, atau juga disebut puput serunai, adalah nama alat musik tiup yang dikenal di Indonesia sebagai alat musik tradisional masyarakat Minang. Bagian unik dari serunai adalah ujungnya yang mengembang, berfungsi untuk memperbesar volume suara. Sedangkan lubang pada serunai berfungsi untuk mengatur nada, mulai dari nada rendah hingga nada tinggi
Bahan untuk membuat sebuah puput serunai tradisional Minang terdiri dari batang padi, kayu atau bambu, tanduk kerbau atau daun kelapa. Pada saat ini bahan serunai sudah mulai canggih. Pembuatan serunai ada yang terbuat dari bahan plastik sehingga serunai tahan lama
Itu tadi baru sedikit dari banyaknya alat musik tradisional Indonesia. Segini dulu aja ya, nanti Kutu lanjut lagi dipart part berikutnya hehehe