Di single kedua yang berjudul “Hilang Sapa”, Ayub Rohede mencoba menyampaikan sudut pandangnya mengenai pahit manis siklus “people come & go” yang tak terhitung mewarnai perjalanan hidupnya. Dalam siaran persnya, Ayub mengungkapkan bahwa lagu ini ia tulis di tengah fase mencari jawaban dari keresahan hatinya ketika terus dihadapkan dengan peristiwa pisah maupun temu yang sering mengacaukan perasaannya.
“Well, karena sudah terlalu sering mengalami siklus ini, akhirnya aku menyadari betapa naifnya kita yang masih menaruh harapan begitu besar untuk bisa terus intens terhubung apalagi bertemu, sesering ketika masih bersama-sama dengan teman yang sudah beranjak pergi dan pamitan dengan cara termanis sekalipun. Mengucapkan pesan-pesan perpisahan yang berisi keharusan dan harapan untuk bisa keep & touch nyatanya memang lebih mudah dibanding mewujudkannya”, ungkap Ayub.
Ayub menyematkan pesan realistis di lagu ini, bahwa semakin dewasa kita akan menyadari, siapapun yang pernah sedekat itu dengan kita, pasti akan pergi sewaktu-waktu dan perlahan kita pun akan kehilangan sosoknya. Tapi jangan pernah lupa, kita juga adalah sosok yang akan pergi dari kehidupan seseorang. Setelah berpisah, jangankan bertemu, saling berkirim pesan akan terasa enggan. Tidak ada yang perlu disalahkan dari peristiwa ini, semuanya alamiah, itu memang cara manusia untuk saling bertumbuh meskipun arahnya beda. Toh sama-sama kita akan saling menemukan teman baru dan lingkungan baru lagi. “Ya meskipun capek, akan ada banyak hikmah yang bisa dipetik kan? Kalau kita dipisahkan dengan orang yang lebih sering merugikan kita, tinggal kita ambil aja pelajarannya. Kalau kita dipisahkan dengan orang yang begitu baik, ya kita bisa simpan kenangannya. Mungkin itu cara merayakan setiap peristiwa datang dan perginya orang dalam kehidupan kita ”, tutupnya.