Terkadang, seseorang yang jatuh terlalu dalam perasaannya terhadap orang yang diinginkannya tidak paham betul motif apa yang mendasarinya. Apakah itu cinta, sayang, atau hanya ambisi untuk memilikinya. Karya ini lahir sebagai representasi atas bentuk dari perasaan dan sikap seseorang yang rela tersakiti hanya untuk membuat orang yang ia inginkan agar tetap ada disampingnya. Ia tidak peduli berapa lama waktu yang harus ia habiskan untuk menunggu kehadirannya, tidak peduli akan kekecewaan yang harus ia terima saat mengetahui bukan hanya dirinya yang ada di hidupnya. Satu hal yang dia inginkan adalah kenyamanan dan kebahagiaan manipulatif yang bersifat sementara.
Osha Putri adalah penggubah karya “Kamu”. Osha mencoba untuk merespon fenomena yang ada di kehidupan percintaan. Kenapa ada saja orang yang mau berada di posisi ke 3 atau bahkan ke 4 dalam suatu hubungan. Kenapa ia bertahan meskipun mengetahui bahwa pasangannya memiliki orang lain di hidupnya walaupun ia adalah orang yang pertama dalam hubungannya. Mungkin bagi kita yang tidak dalam kondisi tersebut tidak akan pernah tahu jawabannya. Mereka berproses untuk mendapatkan kebahagiaan dengan versinya masing-masing. Osha dalam hal ini menyelami kehidupan perasaan dalam hubungan yang sering disebut toxic.
“Kalau cinta memang anugerah, lalu mengapa muncul rasa sakit di waktu yang sama? Kalau cinta memang butuh pengorbanan, apakah mengorbankan kebahagiaan diri adalah bentuk dari rasa cinta yang sepadan? Entahlah, seharusnya karya ini dapat mengantar perasaan mereka yang mengalami dan menjalaninya agar dapat berpikir dengan jernih. Terima saja, memang cinta tidak ada logika. Tapi apakah harus sebuta itu?” respon Sarah Saputri yang menjadi penyanyi dari karya tersebut.
Karya “Kamu” menjadi karya Osha Putri kedua yang Sarah Saputri nyanyikan. Sebelumnya adalah karya yang berjudul “Terlanjur Lelah” dirilis pada bulan Desember tahun 2022 dan Nissan Fortz sebagai arranger karya tersebut. Kali ini dalam proses kreatifnya, Jason Limanjaya menjadi arranger untuk mengemas musik sesuai dengan bayangan Sarah Saputri. Mixing dan Mastering oleh Tantan Nugraha (Garputala Studio) dan Gitar oleh Aditto. Jason mengatakan bahwa aransemen di lagu tersebut disesuaikan dengan lirik yang menggambarkan “ketidakpastian atau menggantung”. Jason menyampaikan “kalau saya bayangkan perasaannya, mungkin seperti orang yang berjalan di padang tandus namun bersalju. Untuk merealisasikan karya tersebut Prakoso Umam menjadi director dari musik video yang akan di rilis secara bersamaan dengan platform digital music. Umam dibantu oleh Geges, Cici dan Yanti dalam proses pengambilan gambar. Video tersebut didukung oleh Villa Bumi Kayu yang berlokasi di Garut, Jawa Barat.