Bersiaplah, wahai para hadirin dan hadirat — Lomba Sihir telah kembali. Setelah berhasil memukau blantika musik Indonesia dengan album perdana penuh pujian yang bertajuk Selamat Datang Di Ujung Dunia pada tahun 2021 silam, band alternative-pop yang beranggotakan Baskara Putra, Natasha Udu, Rayhan Noor, Enrico Octaviano, dan Tristan Juliano ini siap membuka lembaran kedua dalam diskografi mereka dengan karyamusik bertajuk “Menit Tambahan”.
Selain single terbaru “Menit Tambahan”, lembaran kedua Lomba Sihir juga akan turut dibuka dengan konser showcase yang bertajuk “2 Jam Bersama Lomba Sihir” yang siap diselenggarakan pada tanggal 24 dan 25 Juli 2024 di Creative Culture Space, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Terdapat identitas dan struktur yang sedikit berbeda yang diperkenalkan oleh Lomba Sihir lewat karya terbaru mereka yang satu ini. Berdurasi 4 menit dan 6 detik, “Menit Tambahan” lebih mengedepankan sisi Lomba Sihir yang lebih cadas bergema dengan Natasha Udu mengambil peranan sebagai vokalis utama. “Menit Tambahan” sendiri dapat diumpamakan sebagai himne penyemangat bagi para audiens musik yang harus memasuki ‘ronde kedua’ kehidupan yang mungkin lebih berat dibandingkan tantangan yang pernah mereka hadapi sebelumnya: “Bersilang suara di kepala / Tentang waktu yang tersisa / Berapa menit tambahan yang kau miliki / Sebelum peluit panjang, jangan berhenti”
Lomba Sihir pun membeberkan bahwa era kedua mereka pasca Selamat Datang Di Ujung Dunia dan narasi di balik lagu “Menit Tambahan” ini berpangkal dari pengambilan keputusan yang teramat matang. “Setelah melakukan diskusi yang cukup mendalam di antara kami berlima, kami pun tiba pada dua kesimpulan. Pertama, kami siap untuk melanjutkan petualangan kami sebagai Lomba Sihir. Kedua, kami semua sama-sama mempunyai perspektif yang menarik mengenai waktu,” terang Lomba Sihir. “Bila kita bicara tentang waktu, itu artinya kita menyinggung tentang bertambahnya usia, tekanan sosial yang dirasakan seiring kita bertambah usia, kekhawatiran baru setelah pandemik, dan lain sebagainya. Waktu pun kemudian menjadi episentrum bagi album kedua kami kelak — diawali dengan single pembuka yang bertajuk ‘Menit Tambahan’ ini.”
Secara lebih spesifik, Lomba Sihir memandang lagu “Menit Tambahan” sebagai cerminan perubahan sikap dalam hidup setelah melalui tiga tahun pandemik. “Yang menarik adalah pandemik tidak hanya mempengaruhi kesehatan raga dan industri musik Indonesia, tetapi juga mindset dan kondisi psikologis kita,” lanjut Lomba Sihir. “Sebagai band, kami pun melihat masa kini layaknya kesempatan kedua setelah melalui ujian yang cukup panjang. Kesempatan kedua ini patut dimanfaatkan sebaik mungkin, tapi, di saat bersamaan, kita tidak bisa menyangkal kekhawatiran bahwa bisa saja ronde kehidupan yang satu ini akan lebih brutal daripada ketika ronde pandemik.”
Dari segi musikalitas, “Menit Tambahan” menandakan keberangkatan Lomba Sihir menuju ke teritori sonik yang berbeda. Lomba Sihir pun mengungkapkan bahwa warna musik “Menit Tambahan” yang lebih lugas ini bertumpu pada keinginan mereka untuk memasukan lebih banyak ‘human touch’ di era kedua mereka kelak. “Untuk proses bermusik kita kali ini, kita lebih menggemari meracik musik kami secara lebih konvensional ketimbang menghabiskan waktu di depan komputer atau synthesizer,” tutur Lomba Sihir mengenai arahan musik mereka tersebut. “Dari segi emosi, misi utama kami adalah bagaimana caranya menyampaikan emosi yang lebih ‘mentah’ dan blak-blakan. Namun, di sisi lain, kompleksitas emosi yang para pendengar nikmati sejak era Selamat Datang Di Ujung Dunia masih tetaplah utuh.”
Pada akhirnya, sebagai lead single, “Menit Tambahan” barulah menjadi cuplikan dari sebuah tubuh yang lebih lengkap yang akan dimanifestasikan lewat album kedua mereka kelak. Apakah Lomba Sihir akan kembali mendemonstrasikan selera humor mereka yang sarkastik namun tajam? Apakah akan ada lebih banyak kejutan lagi dari segi genre dan warna musik?
Untuk saat ini, Lomba Sihir cukup memberikan jawaban: “Humor sarkastik kami akan terus ada, tapi kali ini, bukannya menyindir Jakarta, kami mungkin akan lebih menyindir diri kami sendiri. Album kedua kami akan lebih berorientasi pada faktor internal dan bukannya faktor eksternal. Selain ‘waktu’, kami rasa keyword lainnya yang bisa mendeskripsikan album kedua kami kelak adalah ‘refleksi’.”