Berselang satu bulan sejak perilisan fase pertama, Karina Christy kini meluncurkan album penuh bertajuk “Circle” yang mengukuhkan karya perdananya dari semula lima lagu menjadi total 10 lagu. Penambahan lima trek di album ini adalah “80 (Interlude)”, “Should’ve Been”, “Dylan”, “Please” dan “Night Like This (Voice Memo)”. Album Circle secara garis besar adalah album yang berkisah mengenai apa yang pernah dilalui oleh Karina sejak masa remaja mulai pengalaman cinta, pertemanan, kehidupan rumah tangga, dan hubungan keluarga. Nuansa musik dalam album ini terdengar segar dan matang. Karina menyuguhkan tak hanya musik upbeat namun juga suasana mendayu-dayu. Emosi pendengar seakan diajak berkelana seperti sedang bermain kereta luncur.
Dari mulai lagu 80 (Interlude) yang berdurasi 64 detik dengan iringan piano yang pelan, lirik yang berkata ‘I can’t tell what’s going on my mind. The only thing I know I tried to be fine. In a nick of the woods and a bottle of wine. Self conflicted overwhelming doubts and blame. All over again and again’ dinyatakan sebagai cetakan biru album Circle bagi Karina. “Kalau bisa dirangkum secara singkat tentang album ini, 80 adalah kesimpulan semua lagu yang gue tulis.”, tuturnya.
Nuansa berbeda hadir melalui lagu Should’ve Been yang kental dengan perkusi, trumpet, shouting dan hentakan dansa. Meskipun saat mendengarnya membuat tubuh bergoyang, ternyata lagu ini memiliki kisah pahit yaitu pasangan yang terjebak toxic relationship. “Ini tuh kayak lo lagi pacaran sama orang yang punya narsistic disorder. Sometimes lo bisa lovey-dovey banget sama dia, but other times, lo bisa bener-bener at your lowest point banget. Lo sadar ini merugikan, tapi lo juga gak mau berhenti hahaha.”, ujar Karina.
Menariknya, kali ini tak hanya Rendi Kopay dan Hendar Dimas Anggara yang terlibat sebagai produser album ini, Karina menggaet Daniel Rimaldi sebagai produser dalam menggarap lagu Please. Ia menggambarkan lagu ini adalah hubungan dua sejoli yang retak akibat sikap salah satunya yang membuat luka mendalam sehingga bila waktu bisa terulang kembali, ia ingin mengulangnya dengan permohonan maaf. Namun terkadang, mengakui kesalahan lampau di masa kini dampaknya sudah sangat terlambat. “I know, it’s a lot to take. But somewhere in your eyes won’t let. Let me own all my mistakes. If you, would’ve just forgive me” demikian penggalan liriknya.
Pamungkas pun ikut terjun dalam penulisan lagu serta memainkan piano dalam lagu Night Like This. Faktanya, lagu ini sudah dirilis tahun 2022 lalu. Penulisan lagu ini memang digarap Karina bersama Pamungkas dan kita bisa menikmatinya dengan versi voice memo piano jamming berdurasi satu menit.
Dylan adalah lagu yang sudah ditulis Karina sejak tahun 2018 bercerita tentang lika-liku dalam kehidupan. Hal ini seringkali Karina temui karena sejak kecil ia terbiasa melihat konflik bermunculan dari lingkungan sekitarnya. Sebagai saksi mata yang tumbuh kembang dengan ketidakidealan tersebut, Karina mengakui bahwa ia cenderung menormalisasikan hal tersebut sehingga sempat ada di titik gusar apabila hidupnya sedang tidak berkonflik. “Kalau hidup ga ada konflik, gue jadi bingung. Mungkin sewaktu kecil gue sering melihat konflik, jadi gue mengganggap kalau konflik itu bagian dari hidup normal.’, ungkapnya.
Selain Rendi Kopay, Hendar Dimas Anggara, Daniel Rimaldi dan Pamungkas, segelintir nama-nama musisi berikut yang turut berpartisipasi seperti Endah Widiastuti pada gitar, Dave Rimba dan Tomy Vernando pada drum, Dimas Gumansyah pada perkusi, Daniel Rimaldi pada vokal untuk lagu Little Kid, William (adik kandung Karina) pada vokal untuk lagu Better With You, Ricika Iwukaska pada trumpet, Dimas Gumansyah pada perkusi, Andreas Rawis sebagai komposer lagu Please dan Anugrah Swastadi sebagai komposer lagu Dylan, serta semua lagu di mastering oleh Dimas Pradipta. Album Circle bisa dibilang mewakili isi hati seorang Karina. Pahitnya kehidupan membuatnya kuat dan mampu bertahan hingga sekarang. Jujur dalam menulis serta mengakui dan menerima diri sendiri bukanlah perihal yang kecil. Karina mendobrak kekhawatirannya melalui karya-karyanya di album ini karena hidup ternyata tak sekedar hitam-putih dan baik-buruk saja, namun lebih daripada itu. Album ini diharapkan Karina dapat dinikmati oleh semua pendengar dan sebagai pengingat bahwa semua manusia itu berharga meski tak sempurna.