Come Away adalah sebuah lagu tentang pelarian dari kenyataan pahit kehidupan ke suatu tempat di luar mimpi dan kenangan kita. Mungkin bisa dibilang naif untuk berpikir bahwa kita dapat melarikan diri dari kenyataan, tetapi alangkah baiknya untuk melupakannya dengan jatuh cinta pada seseorang yang istimewa. “Kadang kita lelah sama realita hidup yang pahit ini, enggak ada salahnya mencari kenyamanan bersama seseorang yang istimewa,” ujar Heston. Dalam proses penulisan lagu ini, Vintonic berperan sebagai penulis lagu Jepang. Oleh karena itu, ada beberapa ide lirik yang secara estetika serupa dengan lirik bahasa Inggris dari Citypop Jepang klasik.
“Lagu ini adalah statement buat fanbase kita, kalau kita enggak akan melupakan genre yang membawa kita ke sini, yaitu Citypop dan Pop Kreatif,” ujar Nicho. Dari suara gitar yang khas hingga synthesizer digital vintage, lagu ini menunjukkan kesinambungan hingga single pertama Vintonic, “Cinta yang Baru”, dengan menambahkan elemen baru seperti solo gitar Ravin yang spektakuler, strings yang terdengar sintetis, dan bassline yang berlebihan.
Dimas Pradipta kembali berkolaborasi dengan Vintonic sebagai pemain drum pada produksi lagu ini. Berbeda dengan rilisan Vintonic sebelumnya, “Come Away” menggunakan suara drum jazz fusion yang lebih hidup dan eksperimental. Dimas sudah tidak asing lagi dengan ide musik seperti ini, setelah berkolaborasi dengan musisi jazz ternama tanah air Barry Likumahuwa dan Indra Lesmana. Di lain sisi, meskipun suara lembut Nicho sangat cocok untuk background vocals, Heston berpikir akan lebih menarik lagi untuk memiliki tekstur yang lebih lembut dengan menambahkan vokalis wanita. Di sinilah Sade Susanto datang untuk meminjamkan bakatnya ke dalam produksi ini. Dengan latar belakang R&B Sade yang kuat, ia menyanyikan harmoni vokal utama dan juga menyumbangkan beberapa adlib di bait kedua lagu tersebut.