“Some people have lives, some people have music”. Beberapa orang memiliki kehidupan, beberapa orang memiliki musik. Beberapa orang memilih musik dalam hidupnya, beberapa orang memilih hidup tanpa musik. Namun apakah bisa? Bukankah benar jika “without music, life would be a mistake” seperti yang dikatakan Friedrich Nietzsche. Bukankah benar jika musik bisa menembus batasan apapun, termasuk bahasa hingga waktu. Dimensi yang dijelajahi bersama kerangka imajinasi dalam musik bisa membawa kita kemana saja, berbicara apa saja, bahkan ketika kita menghendaki ingin menjadi siapa saja.
Dhira Bongs salah satunya. Dia tahu persis kemana dia akan menjelajah bersama musiknya, berbicara apa saja yang dia suka, hingga menghendaki menjadi siapa saja. Dari Dhira si anak ska, anak metal, anak jazz, anak pop, hingga perkara musik kemudian bukan lagi tentang genre saja, tapi Dhira kemudian memilih menjadi bagian dari musik itu sendiri. Memilih menjadi bagian dari lagu-lagunya, bukan hanya sebagai pelantunnya saja. Dhira kemudian menjadi musisi yang tumbuh bersama dengan para penikmat karyanya.
Dhira tahu persis jika nama tengah dari musik adalah dinamis. Hal itu kemudian berhubungan erat dengan sesuatu yang eksploratif dan fresh. Pun menyadari pula jika kita semua terlalu waspada untuk memiliki pikiran yang baik untuk sesuatu yang baru, fresh, belum dikenal atau belum populer. Namun tidak lantas berhenti, Dhira justru mengambil jalan yang lebih jauh lagi ke hati para pendengarnya. Dhira tahu jika dia dan pendengarnya selama ini sama-sama berjuang bersama untuk sebuah karya yang baru. Namun sebelum beranjak pada karya baru, Dhira ingin mengajak penikmat karyanya pada era awal Dhira menapaki musik sebagai jalan hidupnya.
“Masa lalu adalah sesuatu yang tidak bisa kita pegang lagi. Itu tidak ada secara fisik, yang saya lihat hanyalah gambar buram yang tidak nyata. Namun, saya percaya musik dapat membantu kita untuk mengingat masa lalu. Masa lalu adalah sebuah tambang emas. Saya akan membawa kembali rasa masa muda dalam diri kalian melalui musik saya. Cerita saya adalah milik kalian juga, begitupula sebaliknya”, ujar Dhira.
Bukan hanya lewat romantisme semata, tapi Dhira membawa pendengar pada era album yang dirilis hampir satu dekade lalu hingga album yang belum pernah kalian dengar sebelumnya. Tidak sendirian, dalam mewujudkan ‘mesin waktu’ yang dirancangnya Dhira bersama Tiny Gold dan Heijmma / Collective mempersembahkan “Gold Mine”. Sebuah live session series dari Dhira Bongs yang terdiri dari tiga episode yang akan dirilis setiap bulan, mulai dari bulan Mei 2022 ini.
Pada episode 1 Dhira Bongs akan membawakan lagu-lagu pilihan dari album pertamanya, My Precious. Begitu pula dengan dua episode selanjutnya, di mana Dhira akan membawakan lagu-lagu pilihan di album keduanya, Head over Heels, dan albumnya yang akan datang, a Tiny Bit of Gold in the Dark Ocean. Live session ini direkam sesuai dengan protokol kesehatan yang bertempat di Hunting Hi and Low, Bandung. Episode 1 bisa disaksikan pada hari Rabu, 25 Mei 2022, pukul 19.00 WIB, di kanal Youtube Dhira Bongs.
Menjadi menarik ketika Dhira menyajikan materi lama lagu-lagunya namun dengan perspektif serta persona Dhira ‘hari ini’. Uniknya, penikmat karyanya bisa tetap merasakan vibes yang Dhira buat di album terdahulunya, hingga mereka tetap terhubung dengan apa yang Dhira tulis di karya terdahulunya. Deretan lagu pilihan yang Dhira bawakan di “Gold Mine” : live session series, episode 1 ini menjadi familiar bagi para pendengar, bukan hanya karena musiknya yang catchy, namun juga apa yang Dhira tulis dan nyanyikan nyatanya bisa sejalan dengan apa yang pendengar rasa. Dan keputusan untuk menyajikan kembali ‘rasa’ itu kemudian menjadi sesuatu yang manis untuk kembali ‘dirayakan’.
Sekali lagi Dhira berhasil menunjukan kepada penikmat karyanya cara untuk naksir dirinya. Karenanya, bersiap lah untuk melakukan hal yang sama pada Dhira. Lewat “Gold Mine”, kita, para penikmat karyanya menunjukan cara kita yang membuat Dhira jatuh cinta pada kita.