Ditinggal seseorang yang kita sayang untuk selamanya tentu bukan hal yang mudah, pasti ada rasa rindu yang tersisa. Sebesar apa pun rindu tersebut, tidak akan pernah bisa tersampaikan secara langsung. Itulah makna di balik single terbaru Raissa Ramadhani yang diciptakan Tenty Kamal dan Choki Cassandra ini. “Lagu ketiga aku berjudul “Seribu Pelukan”, tentang kerinduan terhadap seseorang yang sudah pergi untuk selamanya. Awalnya, saat mendapat lagu ini, pemikiran aku belum mengarah ke situ. Barulah setelah rekaman, aku ditanya soal impresi lagu ini oleh Mbak Tenty dan Mas Choki. Aku pun bilang kalau saat rekaman tadi, lagu ini terus mengingatkan aku dengan mendiang ibuku. Lalu, ketika didengarkan lagi, semua setuju,” kata Raissa menjelaskan.
Proses rekamannya sendiri berjalan selama dua bulan, mulai dari workshop, take demo, hingga rekaman. “Tidak ada kesulitan yang berarti. Mungkin, hanya di bagian musik yang beberapa kali perlu diganti karena Tim A&R Sony Music ingin memberikan hasil akhir yang terbaik. Selain itu, semua berjalan dengan lancar. Mungkin, hal ini disebabkan karena aku suka lagu dan makna yang terkandung di dalam “Seribu Pelukan” sehingga saat menyanyikannya, aku lebih menjiwai. Mbak Tenty dan Mas Choki juga sangat membantu selama pengerjaan karena mau menerima masukan dari aku dan Tim Sony Music. Bisa dibilang, pertukaran ide kami berjalan dengan baik karena tujuannya sama: menciptakan karya yang bisa diterima orang banyak,” ungkap solois kelahiran 5 Desember 2000 ini.
Menurut Raissa, single ketiga ini bisa dibilang cukup berbeda dari dua lagu sebelumnya, baik itu dari segi konsep mau pun musik yang diusung. “Dua lagu aku sebelumnya terasa gloomy dan galau. Untuk “Seribu Pelukan” dibuat lebih sederhana, tapi dengan nuansa yang terasa lebih mengiris. Dengan musik yang simple, diharapkan kerinduan yang kita rasakan kepada orang tersayang yang sudah pergi mendahului kita akan benar=benar terasa. Konsepnya juga lebih sederhana karena ini yang paling singkat dibanding dua lagu sebelumnya dengan tujuan agar pesan dan makna yang terkandung mudah tersampaikan kepada para pendengar.”
Lulusan London School of Public Relations ini ternyata sudah menyiapkan video klip untuk single terbarunya ini dengan mengambil lokasi syuting di Yogyakarta. Pemilihan Kota Pelajar ini sendiri bukan tanpa sebab karena berkaitan erat dengan konsep dan musik Seribu Pelukan” yang sederhana. “Dengan harapan bisa menyampaikan pesan yang ada di dalam lagu ini, kami memaksimalkan visualisasi video klipnya dengan melakukan syuting di Yogya. Kenapa Yogya? Secara set dan mood, aku merasa Yogya itu kota yang tenang seperti gambaran kita terhadap sosok ibu yang selalu bisa membuat kita tenang,” ungkap Raissa.
Dari dua lagu sebelumnya, gadis yang sempat bergabung dengan band bernama For Cool Kids Only ini mendapat ilmu yang coba ia terapkan di single ketiganya ini. “Aku belajar bahwa rasa kepemilikan si penyanyi dengan lagu yang dia nyanyikan itu ternyata penting. Maksudnya, kita sebagai penyanyi juga harus memiliki rasa di lagu itu, jadi saat didengar orang-orang, mereka juga bisa merasakan yang ingin aku sampaikan. Kalau soal teknik dan cara bernyanyi, sudah pasti harus terus dipelajari agar lebih baik lagi. Tapi, menaruh “hati” dalam sebuah lagu juga penting agar kita yang menyanyikan dan orang yang mendengar sama-sama memakai rasa dalam memaknai lagu itu.”
Ke depannya, Raissa berharap bisa menyanyikan salah satu lagu ciptaannya sebagai single terbaru. “Saat ini, sebenarnya aku sudah punya beberapa lagu di draft, tapi masih perlu diutak-atik lagi agar layak rilis dan bisa didengarkan masyarakat,” ungkapnya. Sambil menunggu kesempatan itu datang, ia menuturkan harapannya untuk single “Seribu Pelukan”. “Tentunya, aku ingin lagu ini bisa diterima dengan baik; mewakili perasaan mereka yang rindu dengan orang tersayang, namun hanya bisa menyampaikannya lewat doa; serta menjadi teman saat timbul rasa kesepian ketika duka melanda,” tutup Raissa.